Minggu, 04 Oktober 2015

Namaku Siska, aku terlahir sebagai anak dari keluarga sederhana, Bapak dan Ibuku hanya seorang buruh tani di desaku...
Aku sekarang berusia 25 tahun, yah... terkesan tua memang kalau di kampungku, tapi itulah jalan takdirku, harus menunggu dan menunggu, menunggu?? entahlah apa yang aku tunggu.....
aku memiliki seorang adik pereempuan yang cukup manis, dengan rambut coklat dan kulitnya yang coklat kehitaman... Kami sekeluarga sangat bahagia walau hidup sederhana dengan hanya mengandalkan sawah sebagai pekerjaan yang paling utama.....
ya, dari sinilah aku mau cerita.... aku memiliki sahabat yang sangat baik, dia cantik, baik hati dan sangat membuat teman - temanku yang lain iri.... sebut saja namanya keiza... kami bersekolah di sekolah yang sama, bermain bersama, dan tertarik dengan orang yang sama hhhh itulah kami... cerita yang sampai saat ini masih tak bisa aku lupakan padahal sudah 6 tahun lamanya.....
dia cowok yang paling cool di sekolah kami, jago basket dan yang membuat hati byurrr ademmm itu dia juga jago banget puisi... fiuuhhh ... kami sebagai cewek - cewek selalu dibuat ternganga kalau dia sedang pentas ataupun lomba puisi... kata - katanya aduhai banget deh... gila gak sih... setiap cewek pasti kalau liat dia bilangnya "aku jatuh cinta" hhh termasuk kami berdua..... tapi, itulah yang membuat petaka terjadi... hubungan aku dan keiza mulai tak sehangat dulu tak seramai dulu, kami mulai ada jarak, hanya demi laki - laki kami membunuh persahatan kami yang sudah kami jalin sejak usia kami masih dini, kami tidak pernah menyangka saat dewasa malah kami berhenti tuk jalan bersama, canda kami sudah hambar oleh cemburu yang terbakar, kami saling bersaing demi seorang pria yang jago puisi.... waktu itu, kami sama - sama ke sekolah, kami saling berpapasan tapi dipikiran kami seolah- olah kami itu musuh yang tak pernah bertemu untuk kesekian lama..
tapi sakit hatiku bertambah ketika lelaki yang kami cintai lebih memilihnya (keiza), "sahabatku yang paling dekat dan yang kini aku anggap musuh".... aku menangis sejadi-jadinya, ketika ada perpisahan sekolah daan di depan teman-teman satu angkatan, panggil saja namanya Rio, dia menyatakan cinta ke Keiza lewat puisinya.... hatiku hancur berkeping-keping, mataku pada saat itu berkunang - kunang, tubuhku lunglai, aku tak bisa menahan air mataku, akupun lari dengan terisak, tak ada yang aku hiraukan saat itu, semua aku anggap batu,,,, lelaki yang aku idam-idamkan lebih memilih teman terbaikku daripada aku dan yang aku ternyata temanku tak seikhlas mencintai Rio, itu yang membuatku sangat kecewa......